MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut
urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat
kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1.
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan
dengan kehidupan keagamaan di desa.
2.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya
sendiri tanpa harus bergantung padaorang lain. Yang penting disini adalah
manusia perorangan atau individu.
3.
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga
lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5.
Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi
berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
6.
Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat
penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
7.
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata
di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat
pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang
biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi
tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan
masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial
religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian
karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai
dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu
perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa
seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk
berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat,
karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling
menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan
kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. Berikut adalah ciri-ciri masyarakat
pedesaan :
Menurut Anshoriy (2008), dalam
penelitiannya tentang kearifan lingkungan di tanah jawa, bahwa kehidupan
sosiokultural masyarakat di pedusunan (pedesaan) memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1.
Menjunjung kebersamaan dalam bentuk gotong
royong, gugur gunung dan lain sebagainya,
2.
Suka kemitraan dengan menganggap siapa saja
sebagai saudara dan wajib dijamu bila berkunjung ke rumah,
3.
Mementingkan kesopanan dalam wujud unggah-ungguh,
tata krama, tata susila dan lain sebagainya yang berhubungan dengan etika
sopan santun.
4.
Memahami pergantian musim (pranata mangsa) yang
berkaitan dengan masa panen dan masa tanam,
5.
Memiliki pertimbangan dan perhitungan relijius
(hari baik dan hari buruk) dalam setiap agenda dan kegiatannya,
6.
Memiliki toleransi yang tinggi dalam memaafkan
dan memaklumi setiap kesalahan orang lain terutama pemimpin atau tokoh
masyarakat,
7.
Mencintai seni dan dekat dengan alam.
Menurut Shahab (2007), secara
umum ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1.
Mempunyai sifat homogen dalam mata pencaharian,
nilai-nilai dalam kebudayaan serta dalam sikap dan tingkah laku,
2.
Kehidupan desa lebih menekankan anggota keluarga
sebagai unit ekonomi yang berarti semua anggota keluarga turut bersama-sama
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,
3.
Faktor geografi sangat berpengaruh atas
kehidupan yang ada. Misalnya, keterikatan anggota keluarga dengan tanah atau desa
kelahirannya,
4.
Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim
dan awet dari pada kota.
Menurut dirjen Bangdes (pembangunan
desa) dalam Daljoeni (2003), bahwa ciri – ciri wilayah desa antara lain:
1.
Perbandingan lahan dengan manusia cukup besar
(lahan desa lebih luas dari jumlah penduduknya, kepadatan rendah).
2.
Lapangan kerja yang dominan adalah agraris
(pertanian)
3.
Hubungan antar warga amat akrab
4.
Tradisi lama masih berlaku.
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan
kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan
dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang
memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota
sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut. Secara
umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
-
Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
- Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
- Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
- Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
- Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
- Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
- Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
- Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
- Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
1. Aparatur kota harus dapat menangani berbagai
masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi
kota dan perencanaan kota harus dimilikinya
2. Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan
pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak
disusul dengan masalah lainnya.
3. Masalah keamanan kota harus dapat ditangani
dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan
masalah baru.
4. Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan
kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di
tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan
sekitarnya .
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat
perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah
desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan
hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya
“bebas” dari realitas alam.
2.
Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya
mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg
bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari
kegiatan usaha
3.
Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya
lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya
lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk
suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau
persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat,
dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat
perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang
dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari
penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi
Sosial.
7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam
masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg
tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua
tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
PENDAPAT
Masyrakat
pedesaan merupakan wilayah yang masih agraris dan lingkungannya yang masih
alamiyah, oleh karena, sebaiknya kealamian lingkungan tersebut harus tetap
terjaga sebab lingkungan yang masih alami memiliki udara yang sejuk. Selain
itu, masyarakat desa juga memiliki rasa persaudaraan yang erat, sebaiknya
penduduk desa selalu menjaga kerukunan bersama Sedangkan masyarakat kota
merupakan yang modern dengan berbagai alat teknologi yang canggih, alangkah
baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada penyalah
gunaan. Seperti penyalah gunaan pada internet, sehingga banyak terjadi suatu
kejadian yang tidak diinginkan
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar